Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Sosial Budaya » Semarak HUT ke-80 RI di RW 28 Gading Junti Asri Katapang

Semarak HUT ke-80 RI di RW 28 Gading Junti Asri Katapang

  • account_circle Doni
  • calendar_month Jum, 22 Agu 2025
  • comment 0 komentar

Bandung, inplusnews.com – Suasana meriah menyelimuti RW 28 Perumahan Gading Junti Asri (GJA), Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu Malam (16/8/2025). Warga menggelar beragam lomba, termasuk lomba masak nasi goreng antar-RT yang menjadi pusat perhatian sekaligus simbol kebersamaan.


Tema “Segendong Rasa Sepikul Cinta” Jadi Landasan Perayaan

Ketua RW 28, Kartono, menegaskan bahwa peringatan kemerdekaan bukan hanya sekadar acara tahunan, tetapi momentum memperkokoh rasa persatuan.

“Dengan izin Allah kita bisa bersama-sama memperingati 17 Agustus yang sudah 80 tahun. Tema Segendong Rasa Sepikul Cinta menyiratkan setiap warga membawa kebersamaan dan kepedulian. Kemerdekaan sejati tumbuh dari komitmen untuk saling menjaga dan menguatkan sebagai satu bangsa,” ujarnya.

Pak Rw

Pak Kartono – Ketua RW 28 Perum GJA Katapang


Lomba Masak Nasi Goreng Antar-RT Jadi Daya Tarik Utama

RT 04: Nasi Goreng Kolot dengan Semangat Bambu Runcing

Tim Satari, Endang, dan Kiki menghadirkan kreasi “Nasi Goreng Kolot” yang dipadukan dengan simbol kemerdekaan.

“Timnya kan semuanya sudah kolot, jadi konsepnya nasi goreng kolot. Penampilannya kami hubungkan dengan kemerdekaan, seperti bambu runcing. Soal rasa, insyaallah yang ternikmat,” kata Satari.

RT 01: Perpaduan Rasa Nusantara lewat Nasi Goreng Tiga Benua

Tim Rugi, Kirno, dan Deni menyajikan “Nasi Goreng Tiga Benua” yang memadukan rasa manis Jawa, pedas Padang, dan asin Sunda.

“Tiga rasa ini kami satukan dalam satu sajian kolaboratif, mencerminkan kerja sama warga,” jelas Kirno.

Suasana Lomba

Suasana Lomba Memasak Nasi Goreng

RT 02: Dua Tim, Dua Konsep Unik

  • Tim 1 (Kholid, Dasuki, Bayu) Juara Terheboh menghadirkan “Nasi Goreng Rumah Sakit” dengan konsep kejutan ala seketemunya.

  • Tim 2 (Tri, Imam, Alaihi) meluncurkan ide “Nasi Goreng Matahari Terbit” sebagai simbol harapan Indonesia yang lebih cerah.

RT 03: Juara Terenak & Nasi Goreng Gila

  • Tim 1 (Adam, Budi, Antoni) sukses dengan “Nasi Goreng Tambo Cie” yang dinobatkan sebagai juara terenak.

  • Tim 2 (Deni, Dendi, Muhtariman) hadir dengan “Nasi Goreng Gila” yang dimasak penuh semangat.


Juri

Juri Lomba Memasak Nasi Goreng

Antusiasme Penonton dan Juri

Kehadiran para bapak sebagai koki dadakan membuat lomba semakin seru. Adila Oktaviani, juri lomba, menyebut pengalaman ini sangat berkesan.

“Seru banget lihat bapak-bapak masak nasi goreng. Ada yang rasanya enak banget, bahkan seperti buatan koki profesional,” ujarnya.


Karta

Karang Taruna RW 28

Karang Taruna RW 28 Jadi Motor Penggerak

Ketua Karang Taruna RW 28, Fadhil, mengatakan lomba ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 17 Agustus.

“Ada lomba bapak-bapak, lomba ibu-ibu, sampai besok lomba anak-anak. Tahun ini pasti lebih meriah dibanding sebelumnya,” jelasnya.

Penanggung jawab lomba nasi goreng, Ulhaq, menambahkan bahwa tema Segendong Rasa Sepikul Cinta diwujudkan dalam kreasi masakan warga.

“Kenapa bapak-bapak yang masak? Karena biasanya ibu-ibu sudah sering. Kami ingin menunjukkan bahwa meski berbeda rasa—manis, asin, pedas—semua bisa disatukan menjadi cinta dan cita-cita bersama,” ungkapnya.


Pesta Warga Jadi Puncak HUT RI ke-80 di RW 28

Sebagai penutup, RW 28 Gading Junti Asri akan menggelar Pesta Warga yang menampilkan pentas seni sederhana serta penyerahan hadiah lomba.

“Kami bikin semeriah mungkin, tapi tetap fokus pada partisipasi warga. Kalau ada bintang tamu, itu bonus di akhir. Yang utama warga RW 28 dulu,” tambah Ulhaq.


RW 28 Gading Junti Asri: Gotong Royong yang Menguatkan

Perayaan HUT RI ke-80 di RW 28 Perumahan Gading Junti Asri, Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung membuktikan bahwa kemerdekaan bukan hanya diperingati lewat seremoni, tetapi juga lewat gotong royong, tawa, dan kreativitas.

Lewat lomba nasi goreng yang beraneka rasa, warga menunjukkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang memperkuat persatuan.

blank
blank
blank
blank
blank
blank
  • Penulis: Doni
  • Editor: Redaksi

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less